Minggu, 17 Juli 2011

EUSTON PRODUCTION

Aloha readers semua, pie kabar'e? udah lama nih yah gua nggak open open blog dan write write something di dinding blog. Okay, now, I'm coming back beybeeh...

Untuk mengobati rasa rindu para pembaca semua *ceileeeh* terhadap tulisan gua, di postingan ke 100 gua ini (beneran, ini postingan ke 100 gua neh), gua akan menuliskan suka-duka serta hasil daripada ujian TV PRODUCTION yang jatuh di hari Kamis, 14 July 2011 kemarin, tapi sebelumnya mari kita ucapkan happy birthday dulu yuk buat temen gua si July yang baru aja ulang tahun tanggal 10 kemaren. Here a song for you buddy 'Si kepala dua...si kepala duaaaa..si kepala,pala duaaa...July sudaaah tuaaaaa....' Semoga di usia ke 20 ini anda semakin pintar, semakin eksis, dan semakin bulat, uppss...

Well, gua seneng banget loh ketika dosen mata kuliah TV Production, Pak Boy menyuruh untuk membuat kelompok berisikan 10-11 orang untuk project bikin film dengan tema 'Orang yang Memberi Pengaruh di Lingkungan' (fyi, gua ngak tau tema pastinya apa, tapi kira-kira begitu deh temanya). Di saat itu juga gua akhirnya sekelompok bareng July, Peyang, Titin, Fani, Christy, Silvana, Gebi, Ira, Firda, Sudiyanti dan Misi, sayang Misi harus terdepak dari kelompok kami karena jumlah maksimalnya hanya 11 orang, huhuhu.

Disaat itu juga, kami menamai kelompok kami dengan nama EUSTON PRODUCTION. Keren kan...Kenapa Euston? Euston diambil dari nama ruang kelas kami di kampus, yah jadi daripada ribet kasih nama lain, akhirnya kami menamai kelompok kami dengan EUSTON. Sebelumya udah banyak banget masukan nama-nama untuk kelompok kita, mulai dari afterschool, afterschool, dan afterschool, melenceng dikit jadi aftercollege. Entah darimana nama afterschool itu. Yang gua tau afterschool itu adalah salah satu girlband dari korea sana, dan dengan gamblangnya anak-anak kelompok gua selalu mengemukakan ide untuk pake nama afterschool. Gua jelas nggak setuju. Gua lebih prefer pake nama Eleven Icons biar nanti tim project gua ini nggak kalah beken dan eksis dari Seven Icons, nggak nggak nggak kuat..nggak nggak nggaaaaak kuaaaaat...

Untuk membuat film ini kami berkali-kali harus mengadakan rapat kecil untuk menentukan jenis kamera apa yang dipake, siapa talent nya, syutingnya dimana, ceritanya gimana, narasumbernya siapa, dll, and fyi, ini ribet sekaleeee... proses syuting kami bagi menjadi 3 bagian, yaitu Pre-production, Production, dan Post-production.

PRE-PRODUCTION

Ini adalah bagian persiapan. Rapat-rapat kecil untuk mendiskusikan cerita itu dimulai dari sini. Sudiyanti selaku produser, Firda sang sutradara, Ira sebagai sekretaris dan scriptwriter si Christy sangat berperan besar dalam bagian ini. Pada bagian ini, kami menemukan beberapa hal penting untuk dijadikan cerita dalam film kami. Kira-kira beginilah hasil dari pre-production

Judul: S.O.S (Sounds of SAJA)

Narasumber: Reinhard Hutabarat

Cerita:
Reinhard yang seorang mantan anggota PBB bertugas menjual beras murah di bawah kolong tol. Saat itu ia melihat banyak anak-anak yang bermain pada saat jam sekolah tengah berlangsung, maka dari itu Reinhard memutuskan untuk membangun sebuah sekolah gratis untuk anak-anak yang ada di bawah kolong tol, bernama SAJA. Namun karena omset pendapatan orangtua menurun akibat anak-anak mereka bersekolah, maka Reinhard pun dibenci habis-habisan oleh warga kolong.

Untuk keperluan equipments atau peralatan-peralatan, kelompok kami medapat pinjaman dari seorang romo di gereja gua. Tak hanya itu, para talent/aktor pun diambil dari anak-anak OMK di gereja gua.

Di bagian ini, kami juga menentukan job desk masing-masing untuk film yang akan kami buat. Ini dia kira-kira pembagian job desk nya














PRODUCTION

Kami berhasil syuting sebanyak 3 kali. Syuting dilakukan setiap hari sabtu dimulai dari hari sabtu di minggu kedua bulan Juni dengan harapan di minggu terakhir bulan Juni semua proses production sudah kelar dan di minggu pertama bulan July kita sudah bisa masuk ke dalam proses post-production. Firda, Titin, Fani, Peyang alias Venny, July, Silvana, dan Gebi sungguh bekerja keras pada tahap ini.

Bersama-sama kami mengunjungi SAJA School di bawah kolong tol dekat Raja Kuring. Bekerja keras bersama dari pagi hingga siang. Dari bersih sampe kotor. Dari wangi sampe apek. Dari bersih sampe dekil, hiiiy... tapi mungkin pengecualian yah buat gua. Buat gua mungkin siklusnya menjadi dari kotor ampe kotor banget. dari bau sampe amis. Dari ileran sampe dekil. Maklum, gua selalu susah bangun dikala harus syuting pagi-pagi jam 8, dan akibat susah bangun, hal ini membuat gua akhirnya memutuskan untuk nggak mandi. Gua ulang NGGAK MANDI, kyaaaaa!!!

POST PRODUCTION

Inilah bagian edit-edit berlangsung. Gua, yak gua, bekerja sangat sangat keras dalam proses yang satu ini. Gua, yak gua sebagai editor dalam tim ini harus bekerja keras duduk di depan laptop berjam-jam untuk mengedit film S.O.S ini, tapi nyatanya, gua malah bekerja keras duduk berjam-jam di depan laptop untuk namatin level 3 game puzzle pokemon -.-" Jangan menghakimi saya. Game nya emang seru dan bikin penasaran banget. Bahkan si Peyang yang ikut serta merasakan derita mengedit pun juga nggak tahan buat namatin level 1 dan 2 game puzzle pokemon itu. See!!! You're nothing than me Peyang!!! Gua udah level 3 mamen and you??!!! HAHAHAHA. Yuhuuu!!! *plaaak* *sombong*.

Dilihat dan ditelaah sekilas, kayaknya proses bikin pelem kelompok gua kok lancar-lancar bener yak? Oh...jangan salah...dari 3 kelompok di kelas gua, kelompok gua lah yang paling bermasalah. Kita bahas masalahnya dari tahap-tahap yang ada.

PRE-PRODUCTION

Masalahnya cuma pada pemilihan nama tim aja. Afterschool, afterschool, afterschool, and afterschool, melenceng dikit aftercollage. Oke jadi gua udah bilang belom kalo orang-orang di kelompok gua itu mau kasih nama afterschool buat tim gua, melenceng dikit jadi aftercollage gitu...kiyuuut yah...

Masalah sesungguhnya dalam pre production adalah pengulangan proposal karena masalah yang terjadi pada tahap production.

PRODUCTION

Ini dia tahap yang isinya masalah semua. Mulai dari narasumbernya, warga kolong, talent sampe peralatan nggak ada yang bener semua.

Awalnya cuma diisi dengan masalah-masalah biasa, tapi lama-lama jadi masalah yang luar binasa. Puncak dari semua masalah ini adalah ketika hasil interview dengan Pak Reinhard harus HILANG karena ke-overwrite oleh romo gereja gua yang mencoba membantu proses syuting kami. Jadi kami memang menggunakan handycam milik romo gereja gua dan setelah itu untuk gampangnya kami memindahkan hasil rekamannya ke komputer gereja, tapi siapa sangka, doski sendiri yang meng-overwrite hasil kerja keras kami.

Hal ini jelas membuat gua kecewa. Pribadi yang selama ini gua idola-idola kan membuat keruh suasana kelompok gua. Kekecewaan gua berubah menjadi amarah ketika setelah menghilangkan hasil interview kami, doski sama sekali nggak mau bertanggung jawab dengan hilangnya hasil interview tersebut. Mati-matian gua meminta doski untuk mencari mini dv nya, dan jawabannya selalu 'Kau cari saja anak OMK yang mirip Pak Reinhard, lalu kau interview. Selesai kan?' Masalahnya adalah, kami perlu 'THE REAL' Reinhard Hutabarat untuk syuting ini, bukan Reinhard gadungan!!!

Amarah gua semakin mejadi setelah kepergian doski ke jogja untuk liburan. Selama doski bersenang-senang disana, gua dan kelompok gua mati-matian harus memikirkan pengulangan syuting, dan fyi, narasumber tercinta kami ini adalah orang sibuk yang sulit sekali dijumpai. Dia bisa nyisihin satu jam waktu pengulangan untuk syuting aja udah bagus, dan berkat pengulangan ini, gua harus rela diocehin sama narasumber. Screw you!

Kebencian gua semakin memuncak terhadap romo setelah kejadian hari minggu, 3 july 2011 kemaren. Dengan enaknya doski ym-in temen sekolompok gua si Fani dan bilang nggak bisa


Setelah temen gua tau hal ini, mereka jadi pada marah-marah, yeah wll, bener kata dua temen gua 'HARUSNYA UDAH JADI KALO NGGAK KE OVERWRITE' dan karena kejadian ini, sempet banget terjadi cek-cok kecil dalam kelompok gua, dan gua yang udah keburu panas juga ikut-ikutan cek-cok. Untung Tuhan buru-buru sadarin gua, fufufu. Dan keesokan harinya, tepat dimana kami sudah membuat story board baru, sudah mencari talent baru, sudah mempersiapkan peralatan baru, doski sms gua begini


Menurut lo pada gimana? Pantes kan gua marah?! Sori, bukannya mau mempermalukan doski, gua cuma mau jadiin ini bukti aja buat orang-orang di luar sana yang melihat bawa gua lah yang friik marah-marh sendiri sama romo. Mereka nggak tau susahnya dan capeknya harus ngulang lagi. Kalo gua mau mempermalukan doski, gua nggak akan mengedit nama dia di contact gua. Itu jelas gua edit namanya di contact gua.

Boleh share sedikit yah pengalaman rohani gua disini...

Di hari jumat dimana lusanya doski ym-in Fani, gua bener-bener galau. nasib kelompok gua diujung tanduk. Tinggal dalam itungan hari lagi deadline pengumpulan data, dan sampe waktu itu nasib kami belom jelas. Gua mutusin berdoa, dan gua denger ada suara yang bilang, 'Jangan...jangan sampai kamu salah pegang lagi. Berpegang pada-Ku dan semuanya akan baik-baik saja. Percayalah, kelompokmu akan baikbaik saja.' dan gua mendengar suara itu berkali-kali ketika hati gua mempertanyakan apa yang harus gua lakukan. Gua yang ngenailn kelompok gua ke romo ini dan sekarang gua pulalah yang harus ikut tanggung jawab. 


Beberapa lama kemudian, Peyang nyuruh beberapa dari kita berdoa minta tanda. Kalau emang pertolongan Tuhan itu datang lewat romo, maka kami mohon dilancarin untuk ketemu romo di hari itu juga, kalo bukan lewat romo, kami minta jangan pertemukan kami dengan romo di hari itu. Dan Tuhan menunjukkannya. Malam itu gua sama sekali nggak bisa kontek romo. Telepon gua nggak diangkat, sms nggak dibales. Gua akhirnya termenung, nggak sadar gua nangis, dan sesaat gua nangis, gua merasakan kekecewaan yang bener-bener fatal. Gua merem, gua doa lagi, dan gua denger suara lagi yang bilang 'Kalian yang minta tanda. Sudah Kuberikan. Sekarang kalian tahu kan harus berpegang pada siapa? Berpenganglah padaKu dan kelompok kalian akan baik-baik saja.' Gua nangis makin parah. Cengeng lo ling!


Esoknya saat malam hari, gua dan Peyang bertamu ke gereja dan mengembalikan seluruh peralatan canggih milik romo, dan mulai turun level, bikin pelem dengan SLR, tapi ini satu hal juga yang gua yakinin, dengan peralatan minim, Tuhan akan memaksimalkannya, dan Tuhan membuktikan itu. Hasil syuting kami lebih bagus dengan menggunakan SLR. Glory glory our GOD...


Minggu siangnya, lagi gua denger suara yang bilang 'Libatkan Aku dalam proses syutingmu. Aku ingin ikut di dalamnya. Berdoalah dahulu sebelum kau mulai syuting esok rabu. Undanglah Aku turut didalam proses syutingmu, maka Aku akan berdiri menjadi kameramen dan sutradaranya. Berdoalah dalam proses editing, maka Aku akan bersamamu mengedit.' Gua diem. Hening. Maka pada syuting hari rabu, tepat 8 hari sebelum proses pengumpulan film, gua berdoa pada Tuhan minta Dia ikutan syuting, dan lo tau keajaiban apa yang terjadi? Selain syutig kali ini beberapa orang di kelompok gua lebih semangat, including me (padahal tadinya pas udah masuk production pertama kali, gua udah nggak semangat loh), proses syuting kelar dalam 1 hari. CUKUP SATU HARI SAJA SAUDARA-SAUDARA!!! GLORY GLORY OUR GOD! Talent pun baru ketemu di menit-menit terakhir. Beruntung Halim, salah satu sahabat gua menawarkan temen kampusnya Jeffrey sebagai talent utamanya, dan ade gua si Daniel pun ngajak temen-temennya untuk ikutan syuting, and they want to join with us!!!


Dalam proses editing pun, Tuhan nggak ninggalin gua. Dia kirimin orang-orang jago edit tapi nggak sombong, seperti Peyang yang ternyata ahli banget ngotak-ngatik sounds saat edit, Caca alias Melisa temen sekelas gua yang jago banget editingnya. Doski baik banget mau ngajarin dan bantuin proses editing sampe burn dvd punya kelompok gua. Dan sekali lagi, gua merasa beruntung disadarin Tuhan lewat pengalaman ini, dan Tuhan bukain mata gua untuk melihat mana yang harus gua pegang. GLORY GLORY OUR GOD!!!

Back to reality,
Setelah kejadian ini, gua memutuskan untuk jauhin romo. Gua masih berusaha untuk maafin doski. Mungkin nggak sekarang, pelan-pelan akan gua coba...

POST PRODUCTION

Ini bagian yang paling seru. Bagian ngutak ngatik film yang udah diambil ini gua kerjakan berdua sama Peyang sampe jam 12 malem, dan gua masih harus edit sampe jam 3 pagi di hari H. Proses editing sambil melihat VC nya Jessica Iskandar yang merindukanmu membuat proses editing kami menjadi...SANGAT LAMA! Ya iyalah, jadi terbius untuk nyanyi dan mana KONSEN EDIT SAMBIL LIAT MUKA CANTIKNYA JESSICA ISKANDAR!!! Uhuuuuuuy!!! #singing: Merindukanmu...ingin seperti dulu...pengen balikan sama mantanku...

Berhubung di menit-menit terakhir otak gua dan Peyang udah keruh dalam mengedit, maka proses mengedit jadi begini

pilih game apa edit?

sumpah, ini si peyang 4L4y b3uuTT

Proses editing akhirnya dilakukan mepet. Trailer dari film yang kami buat  baru dikerjakan oleh gua dan Peyang di hari H pada pagi hari sambil makan siomay dan kue sus *pentingbenar*, dan proses nge-burn film ke DVD baru dilakukan H-1 jam. Dengan bantuan Caca, akhirnya film kami pun ke burn.

Kami puas sekali melihat hasil film kami yang bisa dibilang luar biasa untuk kategori 'Film Dokumenter Mepet', I promise you that I will tell you guys when our movie is ready to published at youtube ;)

PHOTOS GALLERY

Production










Halim and Jeffrey

my brother and his friends

Jeffrey in action


Presentation



Euston Production :)

Euston prod and Obscura prod

with bu sut :* :*


UTS presentation

photos taken from: Stefhane :)