Jumat, 14 Januari 2011

Kisah Para Pengamen

Hidup sebagai seorang mahasiswa masscom itu ternyata nggak segampang yang dibayangkan oleh orang-orang loh. Tugas-tugasnya sejibun macam cucian kotor di rumah dan tugasnya asli ribet-ribet semuanya. Kalo diliat emang keliatannya keren abis yah tugasnya, cuma tinggal pegang-pegang kamera, jeprat-jepret objek sana-sini, interview, dll, tapi asal tau yah, itu semua nggak gampang loh #curcol.

Minggu ini gua menghabiskan sebagaian besar waktu luang gua dengan nongkrong dan ngider-ngider di jalanan. Buat apa coba tebak? Semua ini hanya untuk tugas. Lihat tugas, betapa setia dan perhatiannya aku padamu. Ku lakukan semua untuk mu, oh tugas... :")

Pada hari rabu kemaren, gua diwajibkan untuk mengumpulkan makalah dan presentasi tentang pengamen untuk mata kuliah sosiologi. Seperti biasa, gua kembali memakai pedoman hidup 'Mepet itu Indah' yang emang kerap kali menimbulkan masalah dalam hidup gua.hahaha (udah tau ngerepotin, tetep aja dipake tu pedoman). Kumpulin makalah hari rabu, hari selasa baru cari foto-foto pengamennya. Hebat kan gua! *membusungkandada* *benerinponi* *ehponinyaberantakan* *nyisirdulu*

Ditemani oleh 'kem..' uhuuuuuk.. 'baran..' uhuuuuk..gua si Venny alias peyang, akhirnya gua memulai acara 'Hunting Pengamen' pada sore hari. Rute yang ditempuh nggak jauh-jauh kok, Glodok-Pasar baru-Pecenongan-Jembatan Lima-Glodok (lagi)-Mangga Besar-Pasar Baru (lagi)-Mangga Besar (lagi)-Glodok (lagi) (liat deh, goblok banget kan ngidernya disitu-situ aja). Walaupun nggak jauh-jauh rutenya, tapi TETEP, bensin gua tekor!!hahahaha.

Pasar Baru adalah tujuan pertama kita. Kita nungguin pengamen yang lewat di salah satu warung es yang enyaaaak banget (lokasi: seberang Joni Steak). Sambil makan es campur, gua komat kamit terus biar ada pengamen yang lewat, dan nggak lama, Tuhan jawab doa gua. Muncullah sesosok anak muda dengan gitarnya, jreeeng..jreeeeng..jreeeeeng...


Nama: Legi
Panggilan: Legii dan Legii (baca: lagi dan lagi)
Profesi: Pengamen
Jadwal Ngamen: Tiap ada acara anak muda

Ini dia pengamen favorite gua!! Keren banget deh si Legi ini. Percakapan dengan Legi juga seru banget. Nih dia segelintir percakapannya

Gua: 'Sori, boleh minta foto buat tugas?'
Legi: 'Boleh..aduh, tapi gua nggak pede (nggak pede tapi benerin rambut. Liat aja poto di atas)

Legi: 'Gua nyanyiin yah lagu buat lo berdua' (nyanyi deh tuh si Legi)



Legi: 'Sumpah ye, lo berdua tuh pelanggan paporit gua. Kapan lagi kan yah gua bisa ngobrol2 kayak gini sama tamu, ya nggak?' *excited*
Gua: 'Yoiii..Manteep lo men!! Kapan aja lo ngamen disini?'
Legi: 'Tiap ada acara aja'
Venny: 'Acara apa lo?'
Legi: 'Hahaha..biasa, acara anak muda' *cengengesan* (-.-")

Legi: 'Oke, pada add fb gua yah, !@#$?:<>  (ps: bahasa disamping adalah penulisan dari pelafalan nama fb nya legi yang nggak jelas diucapkannya)

Oke Legi, ARTIS ABIES DEH LO!!! \m/

We Rock!!

Next, gua bakal kenalin lo sama Duo Acong dan Rizal. Dua pengamen cilik yang punya lagu ciptaan sendiri bertemakan anak jalanan. Bermodalkan gitar kecil dan pipa yang disulap menjadi gendang, duo ini siap beraksi di daerah Jembatan Lima


Nama: Acong dan Rizal
Panggilan: yah Acong dan Rizal aja manggilnya
Profesi: Pengamen cilik

Venny with Acong and Rizal

Ngambil poto para pengamen di Mangga Besar susah banget asal lo tau. Peyang yang jadi asisten gua saat itu, dengan sigap mempersiapkan kamera di jok belakang motor. Sambil jalan, peyang mencoba ngambil foto candid dari para pengamen. Sayang, pencarian pengamen di Mangga Besar harus terhenti karena nyali kami menciut setelah peyang mendaratkan shutter terakhir dengan flash yang kemudian menimbulkan reaksi dari seorang warga yang langsung tereak 'WOOOY!!!'. Bermodalkan motor butut dengan tarikan mesin yang soak, melajulah kami dengan gigi 4 yang sebenernya nggak terasa juga jalan kenceng karena mesinnya soak.

Hari ini, Jumat, 14 Januari 2010, gua bersama temen kampus gua lagi-lagi turun ke jalanan untuk tugas print media yang bertemakan anak jalanan. First Destination adalah sekolah untuk anak jalanan di kawasan Pejompongan (kalo nggak salah yah). Sekolah kecil, reot, dan sumpek. Tapi gua salut men. Mau sekolahnya jelek, tapi tenaga pengajarnya dan kurikulumnya mantep loh! Anak jalanan yang bersekolah disini diajari pula berbahasa inggris oleh native speaker dari australia bernama Sarah dan komputer. Hebat! Walaupun status sosial dan kelas ekonomi mereka terbelakang, tapi mereka tetap diberi kesempatan oleh sekolah ini untuk maju juga.

Anak-anak SMP belajar inggris dengan serius

Miss Sarah sabar ngajarin mereka


'Fuck she?' Nice guys!

Setelah ngobrol-ngobrol singkat dan liat-liat kelas di sekolah ini, gua dan temen gua mengitu kegiatan salah seorang anak jalanan yang bersekolah disitu. Profesi nya sehari-hari adalah pengemen cilik. Pengamen cilik berjenis kelamin perempuan yang lagi-lagi gua lupa namanya ini mengajak salah seorang teman kecilnya. fyi, dua-duanya masih duduk di sekolah dasar. Mereka tinggal di daerah kumuh yang dekat dengan rel kereta api. Lokasi rumah mereka sulit dijangkau walaupun gua dan temen gua udah naik motor (ya masa iya gua disuru jalan di pinggir rel kereta api -.-")


Gua dan temen gua akhirnya mengantar mereka ke sebuah pasar tempat mereka biasa mengamen. Gua bonceng yang baju merah sedangkan temen gua membonceng yang kecil. Sepanjang perjalanan, gua berbincang cukup banyak dengan pengamen cilik ini.

Gua: 'Kamu biasa ngamen pake kecrekan aja?'
A: 'Iya. Biasa pake gitar juga sih'
Gua: 'Woow..keren! Biasa ngamen lagu apa?'
A: 'Lagu punkrock'
Gua: 'Woow, keren. Biasa lagu dari band siapa yang kamu nyanyiin?'
A: 'Punkrock itu lagu ciptaan saya sendiri kak, nih kak, coba denger'

Yak, ketebak dong yah kalo dia akhirnya menyanyikan lagu 'punkrock' ciptaan dia sendiri di jok belakang motor gua sambil mainin kecrekannya. Semacam ajakan untuk ngajak gua ngamen juga nih bocah.hahaha.

Sesampainya di pasar, gua dan temen gua melepas mereka untuk mengamen. Kita memantau dari jauh saja sambil mengambil foto-foto candid mereka saat mengamen.


Menghitung pendapatan

Melihat cara mereka mengamen dari satu warung ke warung yang lain malah bikin hati miris woy. Nyanyi bentar, diusir, bahkan belom nyanyi pun udah diusir. Nggak cuma itu, ketika mereka ngamen di salah satu warung ada tamu yang menghina dan menakut-nakuti mereka dengan ancaman akan masuk penjara. Jahat abis! Mereka hanya anak-anak kecil yang kurang beruntung, yang mencoba mencari nafkah di kota besar seperti Jakarta.

Kalo udah begini, gua setuju banget dengan kata-kata bapak kepala sekolah di sekolah anak-anak jalanan itu, 'Walaupun keadaan ekonomi dan status sosial mereka jauh dari rata-rata, tapi bukan berarti pendidikan mereka juga harus terbelakang bukan? saya yakin satu-dua orang dari mereka akan menjadi pemimpin nantinya.' dan juga 'Pendidikan seharusnya disama ratakan. Biar mereka (anak-anak jalanan) juga dapat memperoleh pengetahuan sehingga bangsa ini menjadi maju.'

Iya pak, saya sangat mendukung bapak kok :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar