Sounds of Silence merupakan sebuah drama penyaliban Yesus yang mengambil dua segi kehidupan, satu kehidupan Yesus dulu saat wafat dan kehidupan kita saat ini yang penuh dengan dosa. Untuk membedakan dua kehidupan tersebut, maka dipasanglah sebuah kain putih panjang yang memisahan keduanya. Kisah sengsara Yesus dimainkan di belakang kain putih. Siluet.
Sesuai dengan tagline nya, 'Speak with the body, Hear with the eyes', drama ini memang minim dialog. Kisah sengsara Yesus yang berbentuk siluet dimainkan secara pantonim, sedang untuk kehidupan kita sekarang yang dimainkan di depan kain putih, baru terdapat dialog-dialog di dalamnya.
Beruntung banget gua bisa terlibat dalam acara ini walaupun cuma sebagai seksi dokumentasi bagian video. Tugas gua cuma ngambil-ngambil gambar saat acara berlangsung serta saat para pemain latihan. Awalnya gua ngerasa keder juga karena kagak dapet temen se-tim, sampai akhirnya gua beraniin diri mencalonkan nama-nama dari tim tugas writing and reporting gua dulu, NEWS CREW, dan ternyata disetujuin men! Sayang saat hari H, cuma Sisca aja yang nongol untuk bantu dokumentasiin acaranya.
Dalam perjalanannya menuju puncak acara di hari Jumat Agung, para pemain mendapat latihan keras dari 3 sutradara yang juga anak OMK gereja gua, Ko Benny, Ko Ius, dan Ko Sulai. Awalnya latihan diadakan setiap hari Jumat, jam 7 malam serta hari Sabtu dan Minggu jam 2 siang, namun pada minggu-minggu terakhir menjelang hari H, latihan diadakan hampir setiap hari. Masih terngiang di kepala gua kata-kata yang sering diucapkan oleh para sutradara pada para pemain ketika pemanasan saat latihan, 'FREEZE!! KEOS!! CAIR!!' hahaha
Delapan hari sebelum hari H (berarti hari kamis yah), gua diminta oleh sang ketua acara, Ko Philip, untuk mengambil scene Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus untuk dijadikan trailer. Rencananya trailer tersebut akan diputar saat misa Sabtu sore dan Minggu Palma keesokan harinya. Gua yang baru dikasih tahu hari kamis itu langsung kocar kacir kebingungan. Namun atas bantuan Romo Suhud dan Peyang, kelar lah juga trailer terebut, dan sabtu sorenya bisa langsung diputer di gereja.
Di hari H, setelah misa Jumat Agung jam 3 sore, kami, para tim, langsung bergegas menuju Sports hall Ricci untuk beres-beres. Berhubung gua suka ngaret, gua pun datang dua jam sebelum acara di mulai bareg Sisca dan Ika. Saat gua tiba, beberapa pemain lagi make-up-an. Acara ini pun mengalami kendala di jam-jam terakhirnya. Hujan deras sempat membuat ciut panitia. Gua dan si ndud (ga tau siapa ndud? Baca postingan tentang cupcakes day guys) sempet mikir kalo acara ini akan minim penonton karena hujan, makanya, menjelang acara dimulai, gua ngajak lagi temen-temen gua untuk dateng dan terus promosi via twitter. Kebanyakan dari temen-temen gua nggak bisa dateng karena hujan. Jiaaah..
Puji Tuhan, saat pintu Sports Hall dibuka, gua bisa melihat banyak juga penonton yang hadir. Seneng rasanya melihat tempat duduk penuh. Jam 8 lewat 10 menit, akhirnya Sound of Silence pun dimulai..
Setelah 45 menit berlangsung, acara ini mendapat applause yang sangat meriah dari penonton. Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi para pemain dan kru Sound of Silence. Semoga aja tahun depan OMK Toasebio bisa membuat dramatisasi yang lebih keren dari ini :)
Penggalangan dana dengan jualan abon cabe Ninoy :D |
Para usher yang bertugas saat acara |
Make up time |
Fanny dan Ella. Nyeremin abis dandannya |
Me, sisca, sisca, sisca (bingung kan lo) :D |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar