Jumat, 01 Maret 2013

Drama Pengadilan Akhir

Kemaren malem disela-sela waktu galau gua (YA ELAAAH!!), tiba-tiba gua mikirin 'kalo gua mati, gimana yah sidang akhir gua di surga?'. Ajaib emang kalo ngeliat sistem kerja otak gua saat berIMAJINAJIS. Kalo otak ini bisa dilepas dari kepala dan diajak ngomong, dia pasti udah gua maki-maki. WONG SIDANG AKHIR SKRIPSI AJA BELOMAN KOK SOK-SOK-AN SIH LUH MIKIRIN SIDANG PASCA MATI!! Eh badeweh eniweh basweeh, ada yang punya kenalan orang yang ngalamin cacat fisik kaki ga? buat penelitian skripsii neeh *teteuuup*

Kemaren gua sempet bbm-an sama salah satu temen gua. Gua akhirnya cerita sedikit tentang kegalauan gua. Nggak bisa cerita banyak karena saat itu gua lebih prefer nerima puk-puk-an daripada buka mulut buat cerita saking takutnya dan diakhir conversation kita, dia bilang kalau pada akhirnya memang cuma kita dan Tuhan aja sih #JLEEB dan selang beberapa hari setelah itu, gua kayak dihajar pake daily bread dan satu buku (oh yeah, buku ini bagus banget. Nanti gua bahas deh beneran) dimana ada cerita tentang Daud yang mau dibunuh sama Saul tapi ditolong Yonathan, dan Yonathan selalu ada ceritanya nih buat nolongin Daud dari rencana jahat bokapnya, Saul. Di buku ini dianalogikan kita sebagai Daud, Saul sebagai masalah yang selalu ngejar kita dan Yonathan? Siapa Yonathan di hidup kita?

Pas baca analogi tersebut, beberapa nama orang langsung terngiang di otak gua dan betapa malunya gua saat  baca kelanjutan dari pertanyaan diatas. Sang penulis menjelaskan bahwa Yonathan kita itu sebenarnya adalah Yesus Kristus, Putra Tunggal Bapa yang sengaja Bapa berikan buat jadi perantara kita dengan Bapa. Muka gua serasa pengen gua celupin di jamban asli. How could nama Yesus nggak terlintas di otak gua. Dia yang udah nanggung dosa lo, Dia yang selalu duduk di depan lo saat lo nangis kejer, Dia yang selalu ketawa saat lo bilang makasih Yesus. Sekali lagi kalo otak ini bisa dilepas dan diajak ngomong, gua bakal maki-maki dia. Kali ini ditambah hati gua. Dia berdua bakal jadi 2 organ tubuh pertama yang gua maki. And suddenly kalimat temen gua langsung terngiang di otak gua.

Bayangin yah kita semua udah meninggal. Semua orang, baik yang berkenan dan nggak berkenan di hadapan bapa bediri di satu antrian panjang. Semua nunggu hasil ketukan palu surga yang bakal nentuin masing-masing dari kita nangis sambil diseret ke kiri atau nangis sambil lompat ke kanan. Semua gelisah di antrian yang panjangnya ngalahin antrian sembako ini sambil ngitungin jumlah dosa, nyesalin kesalahan, dan ngitungin kebaikan. Mereka sibuk masing-masing. Peduli banget sama urusan orang di belakang dan depan kita. Yang penting kita ngerenungin dosa sama kebaikan apa yang kita lakuin di bumi sambil komat kamit doa mohon sedikit belas kasihan. Deg-deg-an. Keringet dingin. Tangan dikatup. Doa diucapkan. Teng. Next, Marline! (ganti pake nama lo). Nama lo dipanggil. Masuk ruang sidang sendirian di hadapan Yang Mulia dan Yang Berkuasa, Allah Bapa, para malaikat dan orang kudus. Layar putih besar muncul dan lalu munculah sebuah film yang durasinya lebih lama dari durasi marathon-an film-film james bond. Rekaman hidup lo diputer lagi.

Setelah film selesai, lo cuma bisa duduk sambil nundukin kepala lo dan berharap temen-temen lo bantuin ngasih penjelasan yang baik-baik ke Hakim Adil. Sayang mereka sibuk di luar sana mempersiapkan diri buat masuk 'pengadilan'. Kali ini lo cuma bisa ngarep kebaikan Hakim. 

'Saksi pertama!' seru salah satu malaikat. Tiba-tiba muncullah seperangkat alat doa. Oh tidak! Mereka berjalan. Eh mereka jadi saksi? Jadi mereka bisa ngomong?

"Yang Mulia, lihat badan saya. Hancur berantakan. Selama dia terhempas badai hidup, dia selalu melempar-lempar saya sesuka hatinya. Dia nggak pernah mau membaca surat cinta-Mu lewat saya." Ujar Alkitab dan kemudian dikomporin oleh rosario, buku novena, buku renungan, dan daily bread, "Dia cari kami kalo ada maunya aja!!" Skak mat! Lo nunduk makin dalam. Hakim ngangguk-ngangguk. Kemudian datang saksi berikutnya..meja dan pintu. "Dia selalu memukuli kami saat dia marah, Yang Mulia! Lihat badan kami hancur terbelah seperti ini. Tapi terakhir kali dia melakukan itu, kami membalasnya lebih kencang hingga kakinya memar dan tidak bisa dipakai jalan selama hampir seminggu." Lagi, Hakim ini mengangguk sambil mengangkat tangan. Kedua furniture itu dibawa keluar oleh malaikat dan dihempaskan mereka ke dalam api. Tidak boleh ada pembalasan dendam sobat-sobat furniture ku. Pembalasan hanya dari Tuhan seorang *ngomongsamapintusekarang* *gilaa* 

Semua saksi benda mati ditampilkan. Sebagai saksi bisu, mereka pengkhianat abis. Kesaksiannya malah ngeberatin gua. Jikalau ada saksi lainnya yang mau ngebela gua, itu pasti ikan kesayangan gua si Milo yang udah RIP dan boneka teddy buluk. Milo bisa dibilang saksi semi bisu. Dia makhluk hidup tapi sayang kagak bisa ngomong. Dia saksi semi bisu gimana gua sekelurga harus keluar dari zona aman dan dia adalah saksi semi bisu yang rela berenang diantara air aqua dan air mata..kadang campur ingus. Maap yah Milo *peyuuuk* dan teddy buluk ini, heeeeeh *exhale* yah mungkin dia adalah saksi bisu yang akan bilang "Marline sayang padaku, Yang Mulia. Dia nggak pernah ngebolehin aku dipegang orang lain. Tiap nangis, buluku dibanjiri air mata dan ingusnya. Tiap tidur aku selalu erat dipeluknya." terus tiba pintu ruang sidang terbuka. "Aku pun mau diperlakukan seperti itu, Marline!" Nyaaah..sosok Yesus datang. Tunggu ini kok jadi kayak sinetron -.-"

Ngebayangin hal ini masih bikin gua takut. Ngebayangin kalo kita udah nerima Yesus as our Yonathan, David's best friend, kita pasti dibela mampus-mampusan sama Yesus pas lagi sidang akhir. Mungkin kalo kita accept Yesus as our Yonathan sekarang, pas lagi sidang akhir di surga nanti, Yesus akan datang sebagai saksi akhir sambil bilang "Dia temen Ku, Pa. Kita udah janjian mau baca komik dan nonton dvd bareng." dan mungkin Tuhan yang mengasihi Anak-Nya bakal bilang "Oh, baiklah. Karena orang ini temen Mu, biarlah kusiapkan kamar tamu terbaik di Rumah agar kalian bisa main terus bersama-sama." Kan lebih asyiik begindaang..Happy ending!

So readers, masih mau cari Yonathan lain? ato mulai fokus pada Yonathan yang dikasih Bapa? Karena emang nanti pada akhirnya urusan kita cuma antara diri kita dan Tuhan...
ps: I'm still trying ;)

#nowplaying Tetap Setia :)

1 komentar: